Pengertian Manajemen Konstruksi, Peran, Fungsi, Tujuan, dan Manfaat

Pengertian Manajemen Konstruksi


    Manajemen konstruksi ialah ilmu yang mempelajari dan mempraktikan aspek-aspek manajerial dan teknologi industri konstruksi. Manajemen konstruksi juga dapat diartikan sebagai sebuah modal bisnis yang dilakukan oleh konsultan konstruksi dalam memberi nasehat dan bantuan dalam sebuah proyek pembangunan.
    Construction Management Association of America “CMAA” menyatakan bahwa ada tujuh kategori utama tanggung jawab seorang manajer konstruksi. Diantaranya perencanaan proyek manajemen, manajemen harga, menajemen waktu, manajemen kualitas, administrasi kontrak, manajemen keselamatan dan praktik profesional.

Peran Manajemen Konstruksi


  Sebagai pelaksana pembangunan manajemen konstruksi memiliki berbagai peran. Dalam hal ini peran manajemen konstruksi terbagi menjadi empat berdasarkan tahapan pelaksanaannya yaitu:

  • Agency Construction Management “ACM”

Pada tahapan ini manajer konstruksi berperan sebagai koordinator “penghubung” (interface” antara perancangan dan pelaksanaan serta antar kontraktor. Manajemen konstruksi mulai dari fase perencanaan dimana pihak pemilik membuat kontrak pada para kontraktor sesuai paket-paket pekerjaan yang diperlukan

  • Extended Service Construction Manajemen “ESCM”

Peran lain yang mungkin diberikan kepada manajemen kontraktor ialah sebagai kontraktor. Hal ini dilakukan untuk menghindari konflik tujuan antara kontraktor dan pihak manajemen. Pada bentuk yang lain, pihak manajemen bergerak berdasarkan permintaan dari pihak ESCM atau kontraktor.

  • Owner Construction Management “OCM”

Dalam hal ini peran manajemen konstruksi profesional dikembangkan lagi oleh pemilik. Sehingga pihak manajemen juga bertanggung jawab terhadap manajemen proyek yang dilaksanakan.

  • Guaranted Maximum Price Construction Management “GMPCM”

Konsultan ini bertindak lebih ke arah kontraktor umum dari pada sebagai wakil pemilik. Disini konsultan GMPCM tidak melakukan pekerjaan konstruksi tetapi bertanggung jawab kepada pemilik mengenai waktu, biaya dan mutu. Sehingga pada peran ini manajemen bertindak sebagai pemberi kerja terhadap para kontraktor “sub kontraktor”.


Fungsi Manajemen Konstruksi


    Seperti yang disebutkan diatas, manajemen konstruksi ialah proses penerapan fungsi-fungsi manajemen pada suatu proyek dengan sumber daya yang ada secara efektif dan efisien agar tercapai tujuan proyek secara optimal. Beberapa diantara fungsi manajemen konstruksi lainnya ialah sebagai berikut:

  • Perencanaan “Planning”

Fungsi perencanaan dari manajemen konstruksi ialah menentukan apa yang harus dikerjakan dan bagaimana mengerjakannya. Ini menyangkut pada pengambilan keputusan terhadap beberapa pilihan-pilihan yang berkaitan pada proses pembuatan konstruksi.

  • Mengorganisasi “Organizing”

Fungsi ini berkaitan dengan usaha manajemen untuk menetapkan jenis-jenis kegiatan yang perlu dilakukan. Gunanya agar tugas atau kegiatan-kegiatan tadi lebih mudah ditangani oleh bawahannya karena sudah terorganisir dengan sangat baik.

  • Penempatan Orang “Staffing”

Fungsi ini meliputi usaha pengembangan dan penempatan orang-orang yang tepat di dalam jenis-jenis pekerjaan yang sudah direncanakan awalnya.

  • Mengarahkan “Directing”

Fungsi lain dari manajemen konstruksi ialah directing atau biasa juga disebut supervisi. Fungsi ini menyangkut pembinaan motivasi dan pemberian bimbingan kepada bawahan untuk pelaksanaan tugas yang sesuai perencanaan.

  • Mengontrol “Controlling”

Fungsi terakhir ialah controlling, fungsi ini berguna untuk menjamin bahawa perencana bisa diwujudkan secara pasti. Proses kontrol pada dasarnya selalu memuat unsur: perencanaan yang diterapkan, analisa atas deviasi atau penyimpangan-penyimpangan yang terjadi dan menentukan langkah-langkah yang perlu untuk dikoreksi.


Tujuan Manajemen Konstruksi


  • System atau tim manajemen konstruksi dibutuhkan guna tujuan bagaimana mengelola proyek secara hemat waktu, biaya proyek sesuai dengan yang dianggarkan dan kualitas kerjaan yang dihasilkan dapat dipertanggungjawabkan, Salah satu cara adalah mengatur kegiatan tumpang tindih ( overlap ).

  • Tujuan selanjutnya dari digunakannya system MK adalah biaya proyek tidak dibebani oleh biaya ganda atau overhead dan profit seperti apabila dilakukan dengan system kontraktor utama yang membawahi sub – sub kontraktor.

  • Jenjang jenjang yang tidak efisien dihapus dan dipersingkat jalur komunikasinya.

Manfaat Manajemen Konstruksi


Manfaat manajemen konstruksi dapat dilihat dari beberapa segi :

  • Segi biaya proyek

    1. Biaya optimal proyek dapat dicapai karena tim MK sudah berpartisipasi pada tahap awal perencanaan
    2. Biaya keseluruhan proyek dapat dihemat disbanding dengan system tradisional.

  • Segi waktu

    1. Dengan system fast track tidak perlu menunggu perencanaan selesai seluruhnya
    2. Waktu yang digunakan untuk perencanaan dapat lebih panjang
    3. Pengadaan material/ peralatan impor dapat diukur secara dini sehingga kemungkinan terlambat lebih kecil

  • Segi kualitas

    1. Mutu lebih terjamin karena tim MK ikut membantu kontroktor dalam hal metode pelaksanaan, implementasi, dan Quality Control
    2. Mutu dan kemampuan kontraktor spesialis lebih terseleksi oleh pemilik proyek dibantu dengan tim MK.
    3. Kesempatan untuk penyempurnaan rancangan relative banyak

  • Segi program pemerintah

    1. Pemerataan kesempatan pekerjaan dengan paket-paket kepada pengusaha kontraktor yang baru berkembang dapat direalisir.
    2. Pemilik proyek tidak perlu mengeluarkan banyak staf

“Manajemen Konstruksi” Pengertian & ( Peran – Fungsi – Tujuan – Tugas )

Komentar

Postingan populer dari blog ini

TUGAS PERTEMUAN KE-5 PENGAWASAN PROYEK