Materi Pertemuan Ke-7 Manajemen Konstruksi


1. Manajemen Proyek (Network Planning)

Sebelum mengerjaan suatu kegiatan alangkah lebih baiknya bila telah direncanakan secara matang terlebih dahulu. Bila jenis kegiatan yang akan dikerjakan tergolong kecil, membutuhkan waktu yang sedikit, dan tidak melibatkan banyak individu maupun instansi maka perencanaan sederhana dalam selembar kertas ataupun hanya diingat dalam kepala dapat dikatakan cukup. Lain lagi bila kegiatannya kompleks, misal perencanaan pembangunan pabrik peremuk atau pembuatan dokumen perijinan, maka perencanaan yang bersifat detail dan terperinci merupakan hal yang sangat dianjurkan.

Salah satu alat (tool) dalam manajemen proyek adalah network planning. Berikut ada beberapa definisi network planning yang saya dapat dari berbagai pustaka:

- Network Planning merupakan sebuah alat manajemen yang memungkinkan dapat lebih luas dan lengkapnya perencanaan dan pengawasan suatu proyek. (Soetomo Kajatmo, 1977).

- Network Planning adalah salah satu model yang digunakan dalam penyelanggaraan proyek yang produknya adalah informasi mengenai kegiatan-kegiatan yang ada dalam network diagram proyek yang bersangkutan. (Tubagus Haedar Ali, 1995).

- Network Planning pada prinsipnya adalah hubungan ketergantungan antara bagian-bagian pekerjaan (variabel) yang digambarkan/divisualisasikan dalam diagram network. (Sofwan Badri, 1997). 

Kemudian pertanyaan berlanjut, apa sih kegunaan network planning? Secara umum kegunaan network planning adalah untuk mengelola kegiatan. Berikut poin-poin detail kegunaan tool network planning :


a.Memberikan perencanaan, penjadwalan, dan pengendalian kegiatan menyeluruh.

b.Dapat memperkerikan waktu, biaya, serta sumberdaya yang diperlukan.

c.Sebagai dokumentasi proyek.

d.Mengetahui kegiatan kritis.

e.Sebagai alat komunikasi data, masalah, dan tujuan proyek.


Untuk membuat Network Planning data-data yang diperlukan adalah:


a. Mengetahui jenis-jenis pekerjaannya, dan prasyarat apa yang diperlukan untuk memulai pekerjaan atau kegiatan tersebut, dan kegiatan apa yang dapat dilakukan setelah pekerjaan tersebut selesai.

b. Taksiran waktu yang diperlukan dalam menyelesaikan masing-masing pekerjaan. Jika pekerjaan tersebut tergolong baru, maka dapat dilakukan perkiraan dengan diberikan waktu lebih (slag).

c. Biaya yang diperlukan masing-masing kegiatan dan biaya yang diperlukan untuk mempercepat pekerjaan tersebut.

d. Sumberdaya yang diperlukan pada masing-masing pekerjaan (Tenaga, bahan bakar, peralatan dan perlengkapan, dll).

 

Kemudian setelah didapat data yang diperlukan, kita dapat membuat diagram Network Planning dengan aturan-aturan sebagai berikut :


a. Setiap kegiatan dinyatakan oleh satu anak panah.

b. Tidak diperbolehkan adanya dua kegiatan dengan peristiwa awal dan akhir yang sama.

c. Adanya jaminan kebenaran logika ketergantungan kegiatan.

d. Harus dihindari keadaan yang menggantung.

e. Harus dihindari keadaan melingkar.

 

Contoh Soal Network Planning dalam Manajemen Proyek Pembangunan Pabrik Peremuk:

No

KegiatanSimbol

Kegiatan Yang

Mendahului

Waktu

(Minggu)

1StartST-0
2Cutting Crusher StationAST3
3Pouring Floor & ConveyorBA1
4Designing CrusherCST2
5Building CrusherDC4
6Pouring Crusher BaseEB2
7Installing ConveyorFB6
8Curing CrusherGE2
9Disassembling & Moving CrusherHD5
10Assembling CrusherIF, G, H4
11Installing WireJF, G, H6
12Final TestKI, J1
13FinishingLK0
     


Dari diagram diatas diketahui proyek pembangunan pabrik peremuk akan selesai dalam 18 minggu, dengan kegiatan ST-C-D-H-J-K-L merupakan jalur kritis, dimana jalur tersebut tidak boleh ada keterlambatan, bila terjadi keterlambatan maka dapat dipastikan umur proyek akan lebih lama dari 18 minggu.


2. Lintasan Kritis

Ketika Anda mengelola proyek yang kompleks dengan banyak bagian-bagiannya bergerak dan tenggat yang terus berubah, sulit untuk menyerahkan proyek tepat waktu dan tepat anggaran. Ada banyak alat manajemen proyek yang dapat membantu Anda mencapai tujuan-tujuan ini, salah satunya adalah metode jalur kritis (CPM).

Jadi apa itu lintasan kritis ?

CPM merupakan teknik pemodelan proyek yang dapat Anda gunakan untuk menganalisis, merencanakan, dan menjadwalkan proyek yang kompleks. Intinya, metode jalur kritis mengharuskan Anda mencantumkan semua aktivitas yang perlu diselesaikan untuk menuntaskan sebuah proyek, panjang waktu yang dibutuhkan setiap aktivitas, dan ketergantungan diantara aktivitas-aktivitas ini. Jalur kritis adalah secara istilahnya sendiri merupakan waktu terpanjang yang Anda perlukan untuk menyelesaikan keseluruhan proyek, memberi Anda pemahaman mengenai cara terbaik menstrukturkan jadwal proyek Anda untuk memastikan bahwa proyek tersebut diserahkan tepat waktu dengan biaya minimum. Secara sederhana, metode jalur kritis membantu Anda memahami jadwal optimal untuk menyelesaikan proyek Anda. 

Tahapan pertama dari metode jalur kritis memiliki empat langkah dasar. Berikut cara kerjanya secara lebih mendetail:

1. Buat daftar semua tugas/aktivitas: Pertama-tama, Anda harus membuat daftar semua tugas dan aktivitas yang diperlukan untuk menyelesaikan proyek dalam Struktur Uraian Kerja atau Work Breakdown Structure (WBS). Secara umum, ini semestinya mencakup tugas-tugas penting dan aktivitas tingkat tinggi (alih-alih detail kecil), karena analisis jalur kritis dapat menjadi terlalu kompleks untuk dikelola jika ikhtisar mendetail semua aktivitas dimasukkan.

2. Hitung durasi setiap tugas: Kedua, Anda perlu menghitung waktu terpanjang yang perlu diselesaikan setiap tugas jalur kritis. Tentu saja durasi sebuah harus berupa estimasi, jadi gunakan pengalaman Anda, serta pengetahuan rekan-rekan kerja Anda, untuk membuat perkiraan yang dibuat berdasarkan informasi. Anda juga perlu membuat daftar setiap tugas sesuai tanggal tercepat tugas itu dapat dimulai dan berakhir tanpa membuat proyek terlambat.

3. Buat ketergantungan tugas: Selanjutnya, Anda harus mengumpulkan setiap ketergantungan tugas, yaitu aktivitas pertama atau tugas pendahuluan menentukan tanggal mulai dari tugas selanjutnya. Untuk membuat tugas ketergantungan proyek Anda, tanyakan diri Anda pertanyaan-pertanyaan berikut saat Anda membuat daftar aktivitas:

 a. Tugas mana yang harus diselesaikan sebelum tugas ini dapat dimulai?

b. Tugas mana yang harus segera dilakukan setelah tugas ini?

c. Tugas mana yang harus diselesaikan pada waktu bersamaan dalam tugas ini?

4. Catat tahapan penting proyek: Terakhir, Anda harus mencatat tahapan penting proyek yang utama serta, produk akhir dari proyek.

Setelah Anda mengumpulkan semua data ini, Anda harus membangun model untuk memvisualisasikan aktivitas proyek. Ada beberapa model berbeda yang dapat Anda gunakan, mulai dari grafik yang simpel dan diagram jaringan sampai tampilan Gantt chart. Selanjutnya, menggunakan model ini, Anda dapat mengerjakan jalur kritis dari proyek itu sendiri. Sebagai pengingat, itulah jalur terpanjang dari aktivitas yang direncanakan hingga akhir dari proyek, serta tanggal/waktu paling cepat atau paling akhir dari setiap aktivitas dapat memulai tanpa membuat proyek menjadi terlambat. Ini juga akan menunjukkan kepada Anda durasi terpanjang yang diperlukan agar proyek selesai.

Setelah Anda mengerjakan jalur kritis, Anda dapat mengidentifikasi item apa yang merupakan "aktivitas kritis" dan mana yang memiliki "ambangan total" (dapat tertunda tanpa memperpanjang durasi proyek). Anda selanjutnya dapat menggunakan informasi ini untuk melacak cepat tugas-tugas tertentu, memperpendek waktu proyek jika perlu, dan mengelola hambatan sumber daya secara lebih efektif. 

- Keuntungan metode jalur kritis

Ada beberapa manfaat penting yang terkait dengan manajemen proyek jalur kritis. Yang pertama dan terpenting, hal tersebut membantu manajer proyek dalam mengidentifikasi tugas-tugas penting di dalam proyek Anda. Jika salah satu aktivitas jalur penting Anda memiliki waktu mulai yang terlambat atau membutuhkan waktu lebih lama daripada yang diharapkan, keseluruhan proyek akan terpengaruh. Oleh karena itu, ada manfaatnya jika manajer proyek memiliki rencana proyek yang mengidentifikasi tugas-tugas apa yang diperlukan untuk dikelola lebih intensif daripada lainnya. Juga penting mempertimbangkan fakta bahwa analisis jalur kritis dapat membantu mempersingkat jadwal proyek. Setelah Anda melakukan analisis, Anda akan mengetahui tugas-tugas yang lebih cocok untuk dikurangi durasinya.

Selain itu, jalur kritis dalam manajemen proyek dapat membuat proses penilaian risiko menjadi jauh lebih mudah. Setelah Anda membuat ketergantungan, relatif mudah untuk mengerjakan sesuatu yang diakibatkan oleh terlewatnya sebuah tenggat pada capaian tugas berikutnya. Selanjutnya, analisis jalur kritis memberi manajer proyek dengan kerangka kerja sempurna untuk mengukur kemajuan sebenarnya dari proyek terhadap kemajuan yang diharapkan. Dengan melacak hasil Anda dengan dasar target awal, Anda dapat memperbaiki inefisiensi dan mengambil langkah-langkah untuk menghilangkannya dari alur kerja Anda. 


3. Earliest Start Time (EST) 

Earliest Start Time (EST) waktu paling cepat suatu kegiatan dapat dimulai tanpa menghambat selesainya pekerjaan. Aturan Menghitung Waktu ES (Earliest Start Time Rule), yaitu bahwa ES dari suatu kegiatan yang arah panahnya meninggalkan lingkaran peristiwa (node) tertentu sama dengan nilai EF terbesar dari semua kegiatan yang arah panahnya menuju pada lingkaran peristiwa tersebut. 

 4. Latest Start Time (LST)

Latest Start Time (LS) waktu paling lambat suatu kegiatan dapat dimulai tanpa menghambat selesainya pekerjaan. Aturan Menghitung Waktu LF suatu kegiatan yang arah panahnya menuju lingkaran peristiwa (node) tertentu sama dengan nilai terkecil LS dari semua kegiatan yang arah panahnya meninggalkan lingkaran peristiwa tersebut.


5. Earliest Finish Time (EFT)

Earliest Finish Time (EF) yaitu waktu paling awal/cepat suatu kegiatan dapat diselesaikan tanpa menghambat penyelesaian pekerjaan, dihitung dengan cara EF = ES + waktu yang diharap.Latest Finish Time (LF) yaitu waktu paling lambat suatu kegiatan dapat diselesaikan tanpa menghambat penyelesaian pekerjaan, dihitung dengan cara LF = LS - waktu yang diharap 

6. Latest Finish Time (LFT




Latest finish time (LF) adalah waktu paling lambat untuk dapat menyelesaikan suatukegiatan tanpa penundaan penyelesaian proyek secara keseluruhan, atau sama dengan LS+ waktu kegiatan yang diharapkan.

7. D : Dueation

Dueation atau Durasi merupakan rentang waktu yang diberikan, dalam menyelesaikan sesuatu kegiatan atau suatu pekerjaan.

 

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

TUGAS PERTEMUAN KE-5 PENGAWASAN PROYEK